Rabu, 05 Mei 2010

Siswa Gagal UN Butuh Konseling



Siswa Gagal UN Butuh Konseling

Palmerah, Warta Kota

SEJUMLAH 11.705 siswa SMA, SMK, dan MA di DKI Jakarta membutuhkan konseling karena tekanan mental akibat gagal lulus ujian nasional (UN). Mereka harus dibangkitkan rasa percaya dirinya agar berhasil dalam UN ulangan yang segera diikuti para siswa itu.

Menurut anggota Komisi E DPRD DKI Ichwan Jayadi, Kamis (29/4), Dinas Pendidikan (Disdik) DKI harus mengambil inisiatif untuk bisa menjembatani kebutuhan siswa gagal UN itu. "Sejumlah siswa yang gagal UN itu perlu dikumpulkan untuk mendapatkan konseling atau terapi agar bisa cepat memulihkan depresi atau stres yang dialami," katanya melalui telepon di Jakarta.

Jayadi menilai jika masalah stres itu tidak ditangani dengan baik, maka dikhawatirkan pukulan itu akan berpengaruh saat mereka mengikuti UN ulangan. Dampak psikologis itu dinilai bisa berakibat buruk, maka pencegahan harus dilakukan dengan pemberian terapi terhadap para siswa itu.

Anggota Komisi E DPRD DKI itu menilai manfaat konseling itu akan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik pada sisa waktu yang tersedia untuk akhirnya lulus dengan nilai terbaik dalam UN ulangan mendatang.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP/SMA Disdik DKI Amsani Idris menyatakan Disdik DKI sedang berupaya menyelidiki mengapa terjadi sejumlah siswa tidak lulus UN di DKI. "Kami berharap dengan mengetahui penyebabnya, maka bisa dicarikan solusi agar para siswa itu siap untuk menghadapi UN ulangan dengan nilai yang memuaskan," katanya.

Direktur RSUD Durensawit dr H Joni H Ismoyo SpKJ mengatakan, pihaknya siap membantu para pelajar yang baru mengalami kegagalan dalam UN. Tingkat stres dan depresi murid atas kegagalan ini tidak sama tingkatannya dan sangat tergantung siswanya. "Ada siswa yang mudah melupakan sesuatu yang terjadi, tapi ada yang butuh waktu lama pemulihannya," katanya melalui telepon.

Jenis tekanan itu, kata Joni, adalah stres ringan yang bisa diatasi oleh guru bimbingan dan penyuluhan atau orangtua siswa. "Namun ada tingkatan kondisi yang sampai tidak mau makan, susah tidur, dan lainnya. Depresi berat biasanya si penderita sering teriak-teriak dan sampai berusaha untuk bunuh diri, karena itu harus dirawat di RS," katanya seraya menyebutkan pihaknya membuka RS Durensawit untuk mengatasi sejumlah siswa yang mengalami tekanan mental akibat gagal UN. (Gede Moenanto)

1 komentar: